MAKALAH
KONSEKUENSI
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI
Tugas ini Diajukkan untuk Memenuhi Tugas
Kelompok
Pada
Mata Kuliah Perkembangan Teknologi dan Komunikasi
Disusun
oleh:
Dilla Fadillah
Ditra
Ramdan S
Edwin
Mulyadi Iskandar
Humas
A / VI
JURUSAN HUMAS
FAKULTAS DAsKWAH DAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAsKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Semesta
Alam, Allah SWT yang telah memberikan kesempatan serta rahmat serta karunia-Nya
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kedua kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Perkembangan Teknologi Komunikasi yang telah memberikan bimbingan, ilmu
serta arahan Sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “KONSEKUENSI
SOSISAL TEKNOLOGI KOMUNIKASI”
Dengan selesainya makalah ini, semoga dapat memberikan
pengetahuan yang dapat diambil oleh pembaca dan dapat natinya dapat mengambil
nilai-nilai positif yang terkandung dalam makalah ini.
Kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari sempurna karena kami masih dalam tahap pembelajaran
, oleh karena itu kami masih butuh kritik dan saran dari rekan pembaca maupun
dari dosen mata kuliah ini sehingga kami bisa mengambil pelajaran dan membuat
makalah dengan baik dikesempatan selanjutnya.
Bandung,
30 April 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa
ini kebutuhan akan teknologi, baik itu teknologi informasi maupun
telekomunikasi sangat tinggi . semua individu memerlukan teknologi untuk
mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan baik pembangunan
individu maupun kelompok .
Teknologi
komunikasi sendiri tidak pernah berada dalam satu garis perkembangan yang
tunggal . dalam arti, teknologi komunikasi semuanya mengejar di sua sisi , ada
yang mencari dan ada yang menawarkan . setiap oran menjemput masa depan, dan
ada orang lain yang bersedia sebagai masa depan lantas memberikan bagiannya
untuk membuat orang lain berada dalan piranti yang sama, menjadi modern,
menjadi digital.
Teknologi
komunikasi ini menjadi kebutuhan yang tidak dapat terelakan oleh individu, maka
teknologi komunikasi ini mampu menjadi satu kekuatan yang bisa mempengaruhi
kekuatan sosial lainnya .teknologikomunikasi memiliki keterkaitan dengan
masalah sosial, ekonomi , dan budaya. Dalam makalah ini akan dipaaprkan
mengenai konsekuensi sosial teknologi komunikasi itu sendiri yang kiranya
sangat perlu diketahui oleh seliruh aspek pengguna teknologi Komunikasi .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teknologi Komunikasi
Teknologi
komunikasi adalah peralatan perangkat keras (hardware) dalam sebuah struktur
organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap
individu mengumpulkan, memproses, dan saling tukar menukar informasi dengan
individu-individu lainnya.
Yang mendasari sesuatu hal dapat digolongkan kedalam teknologi komunikasi adalah :
1. Teknologi komunikasi dapat di implementasikan dalam suatu alat
Yang mendasari sesuatu hal dapat digolongkan kedalam teknologi komunikasi adalah :
1. Teknologi komunikasi dapat di implementasikan dalam suatu alat
2.
Teknologi komunikasi dilahirkan oleh sebuah struktur sosial,ekonomi dan politik
3. Teknologi komunikasi membawa nilai yang berasal dari struktur ekonomi , sosial dan politik tertentu
3. Teknologi komunikasi membawa nilai yang berasal dari struktur ekonomi , sosial dan politik tertentu
4.
Teknologi komunikasi meningkatkan kemampuan indera manusia terutama kemampuan
mendengar dan melihat.
PERBEDAAN
TEKNOLOGI KOMUNIKASI DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI
Teknologi informasi lebih ditekankan pada hasil data yang diperoleh sedangkan pada teknologi komunikasi ditekankan pada bagaimana suatu hasil data dapat disalurkan, disebarkan dan disampaikan ke tempat tujuan.
Teknologi informasi lebih ditekankan pada hasil data yang diperoleh sedangkan pada teknologi komunikasi ditekankan pada bagaimana suatu hasil data dapat disalurkan, disebarkan dan disampaikan ke tempat tujuan.
Teknologi
informasi berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan komputer dengan
piranti pendukungnya serta perkembangan teknologi komunikasi yang ada.
Teknologi komunikasi berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan teknologi elektronika, sistem transmisi dan sistem modulasi, sehingga suatu informasi dapat disampaikan dengan cepat dan tepat.
Teknologi komunikasi berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan teknologi elektronika, sistem transmisi dan sistem modulasi, sehingga suatu informasi dapat disampaikan dengan cepat dan tepat.
BENTUK
TEKNOLOGI INFORMASI
a. Komunikasi
Suara .Merupakan bentuk komunikasi mempergunakan suara dan indera pendengaran
dari tempat yang terpisah dengan jarak tertentu.
b. Komunikasi
Tulisan dan Gambar .Merupakan komunikasi yang mengirimkan informasi berbentuk
tulisan dan gambar. Gambar yang dikirim dapat berupa gambar hidup (video) atau
gambar diam, misalnya gambar teknik atau gambar grafik.
c. Komunikasi Data .Informasi berupa data dan
berita yang dikirimkan dengan menggunakan komputer sebagai media pengirim dan
media penerima informasi, serta dengan menggunakan jaringan telepon (Public
Switched Telephone Network) atau menggunakan jaringan telepon khusus (leased
line atau private line).
PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Penerapan
teknologi komunikasi ditentukan oleh sejauh mana teknologi komunikasi mampu
membuka akses pada berbagai pelayanan dan jaringan informasi.
PROSES PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
PROSES PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Terdapat
2 tahapan dalam proses penerapan teknologi komunikasi, yaitu :
A.
Tahapan inisiasi
Terdapat
dua tingkatan, yaitu :
1.Tingkatan
Agenda-Setting
2.Tingkatan
Matching
Apabila
nilai kedua tingkat inisiasi ini positif, timbulah keinginan untuk mengadopsi
teknologi komunikasi yang diinginkan.
B.
Tahapan implementasi
Terdapat
tiga tingkatan, yaitu :
1.Tingkatan
redefining (mengartikan ulang)
2.Tingkatan
clarifying (menjelaskan)
3.Tingkatan
routinizing (kebiasaan)
PERSPEKTIF
TENTANG PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI.
Suatu
organisasi/lembaga pengguna teknologi komunikasi memandang penerapan teknologi
komunikasi sebagai :
1. Manajemen
sistem
2. Proses birokrasi
3. Pengembangan
Organisasi
4. Proses
Tawar menawar
Perspektif
tentang penerapan teknologi komunikasi adalah :
1.
Teknosentrik
2.
Sosiosentrik
3.
Konflik
4.
Desain sistem
PELAKU
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Dalam
rangkaian sumber, penyampaian dan penerimaan informasi ada beberapa pihak yang
tersangkut dan saling tergantung satu dengan yang lainnya, yaitu :
1.Pemakai
2. Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi
1.Pemakai
2. Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi
3.
Produsen peralatan komunikasi
4.
Badan yang mengatur/mengkoordinir seluruh kegiatan komunikasi dari segi
ekonomis dan teknis
dalam
mengadakan peraturan, standar, harga patokan, dan lain-lain.
UNSUR UNSUR TEKNOLOGI KOMUNIKASI
UNSUR UNSUR TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Unsur-unsur
teknologi komunikasi adalah :
1.Informasi,
dapat berupa tulisan, suara, musik, gambar,dan data yang memiliki spektrum
frekuensi dan bentuk-bentuk yang berbeda.
2.Alat
yang dipergunakan untuk meneruskan informasi, dengan media transmisi dan sistem
modulasi
3.Dengan
cara yang sesuai,bentuk akhir ( informasi yang diterima ) harus seserupa
mungkin dengan bentuk awal ( informasi yang dikirimkan ) dan dalam batas-batas
distorsi yang dapat ditolerir.
4.Dalam
jumlah maupun kecepatan yang semakin meningkat melalui jarak yang semakin jauh
dengan biaya yang seekonomis mungkin.
PERFORMANCE
SISTEM KOMUNIKASI
Faktor-faktor
yang menentukan penampilan (performance) sistem komunikasi adalah:
1.Berita (informasi) harus dapat dimengerti oleh penerima
2.Karakteristik
sistem komunikasi
3.
Gangguan selama pengiriman informasi.
METODE
PENYAMPAIAN INFORMASI
Penyampaian
informasi dapat dibedakan atas :
·
Komunikasi dari titik ke titik (point to
point) Informasi dari satu sumber hanya disampaikan pada satu penerima saja.
·
Komunikasi dari satu titik ke segala
penjuru (broadcasting) Informasi dapat diambil oleh siapapun yang memerlukan
Informasi dari sumber dan disebarluaskan ke seluruh penjuru secara bersamaan.
2.2
Konsekuensi Sosial Teknologi Komunikasi
Salah
satu cara untuk melihat pengaruh teknologi komunikasi pada kehidupan sosial
adalah, melihat konsekuensi sosial pemakaian teknologi komunikasi. Konsekuensi
sosial dengan dampak sosial pemakaian teknologi komunikasi memiliki makna yang
berbeda. Konsekuensi sosial adalah akibat sosial sebagai kelanjutan logis
sebuah keadaan atau pemakaian dan sudah
disadari akan terjadi. Sedangkan dampak sosial adalah keadaan sosial sebagai
hasil sebuah perbenturan dua keadaan yang tidak disadari. Dengan demikian,
perbedaan konsekuensi sosial dan dampak sosial adalah pada unsur logis dan
kesadaran. Konsekuensi sosial mengandung unsur logis dan kesadaran, sedangkan dampak sosial tidak mengandung unsur logis dan sadar.
disadari akan terjadi. Sedangkan dampak sosial adalah keadaan sosial sebagai
hasil sebuah perbenturan dua keadaan yang tidak disadari. Dengan demikian,
perbedaan konsekuensi sosial dan dampak sosial adalah pada unsur logis dan
kesadaran. Konsekuensi sosial mengandung unsur logis dan kesadaran, sedangkan dampak sosial tidak mengandung unsur logis dan sadar.
Konsekuensi sosial teknologi komunikasi bisa dilihat pada
perubahan hubungan individu dengan individu, individu dengan komunitas,
individu dengan lembaga sosial (seperti kelurahan, kecamatan, kabupaten
propinsi dan negara), individu dengan media massa, komunitas dan media massa,
komunitas dengan lembaga sosial, tentu saja setelah pemakaian teknologi
komunikasi.
Keinginan untuk berubah tersebut, sesungguhnya, tidak pernah
direncanakan oleh seorang pemakai teknologi komunikasi. Hanya saja dia
memperoleh makna dari pengalamannya menggunakan teknologi komunikasi tersebut.
Makna itu sendiri kemudian direkonstruksikannya ke dalam kehidupan
sehari-harinya. Dengan demikian, perubahan hubungan yang terjadi seolah-olah
datang begitu saja. Sehubungan dengan kenyataan di atas terdapat dua jenis
konsekuensi sosial teknologi komunikasi yang penting, yaitu:
2.2.1. Perubahan Hubungan Sosial
Jika hubungan antara dua komponen masyarakat berubah, katakanlah
antara seorang individu dan individu lain karena pemakaian teknologi
komunikasi, maka sudah terjadi konsekuensi sosial. Bisa saja perubahan itu
berawal dari sense dia mengenai orang lain. Tetapi, pada
saat seorang individu mulai memikirkan sensenya tentang
orang lain, menurut Steven G. Jones, sesungguhnya dia juga mernikirkan sense
dia tentang siapa dirinya, siapa dirinya di antara orang-orang lain dan
ingin menjadi apa dirinya (1998:2). Kalau sudah begini, perubahan hubungan sosial
tersebut berasal dari konstruksi seorang individu tentang, individu
lain.
Kenyataan di atas akan menjadi sangat jelas bila dikaitkan dengan pemakaian
komputer dalam masyarakat. Seperti telah diketahui komputer memiliki kedudukan
sebagai pembentuk media baru. Media baru, yang nota bene membutuhkan komputer
tersebut, menjadi alat untuk berkomunikasi. Tidak heran bila orang menyebutnya
sebagai Computer-Mediated Communication (CMC). CMC ini bisa meningkatkan
kemampuan seorang individu dalam mendengar dan melihat. orang-orang yang
memakai CMC inilah kelak yang membentuk
cybersociety. Tanpa CMC tidak
mungkin ada cyhersociety. Bila dalam masyarakat biasa setiap individu
hidup bersama-sama secara fisik dalam sebuah daerah tertentu, maka
setiap individu di dalam cybersociety tidak harus hidup dalam
sebuah kawasan tertentu.
Bisa saja individu yang tergabung di dalamnya tidak pernah bertemu
secara fisik dan hidup di daerah yang berbeda-beda. Mereka terhubungkan karena
sama-sama menggunakan on-line communication.
Itulah sebabnya konstruksi sosial mereka tentang sebuah realitas
tidak dibentuk oleh jaringan para pemakai CMC, melainkan dalam jaringan itu sendiri.
Dengan demikian, di luar jaringan CMC, realitas itu tidak pernah terbentuk. Persoalan
yang barangkali muncul adalah, apakah perubahan hubungan sosial karena
pemakaian teknologi komunikasi mengarah pada
kebaikan? Tidak mudah menjawabnya. Yang jelas, sebuah teknologi komunikasi
selalu memiliki efek samping (side effect). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stanford
Institute for the Quantitive Study of Society terhadap 4.000
pengguna internet menyebutkan bahwa internet menyebabkan isolasi sosial (social
isolation). Makin lama seorang individu menggunakan internet, makin berkurang
kontaknya dengan lingkungan sosial (Suara Pembaruan, 2/9/01). Pola hubungan
menggunakan CMC antara pengirim dan penerima pesan umumnya belum saling mengenal
(unknown) apalagi dengan penggunaan identitas singkat pada e-mail dan
nick name pada fasilitas IRc menyebabkan komunikasi yang terjadi adalah
komunikasi tertutup tidak terbuka. Kecenderungan yang demikian menyebabkan
interaksi sosial yang terjadi tidak memiliki makna dan hanya bersifat maya atau
semu.
Konsekuensi sosial lainnya adalah melalui bantuan komputer bisa melihat
hasil ketikan di layar monitor sebelum dicetak (paperless) sehingga
lebih effisien dalam waktu dan tempat penyimpanan file. Makanya dahulu banyak
kursus mengetik, sekarang sudah jarang kita
temui kursus mengetik apalagi di kota-kota besar. Setelah
dirasakan dapat menggantikan cara konventional baru terlihat kelebihan
lainnnya, misal menggantikan sarana pengiriman surat dengan surat eletronik (email),
pencarian data melalui search engine, chatting, mendengarkan
musik, dan sebagainya. Fenomena ini menunjukkan bahwa disamping efsiensi
dalam penggunaannya adanya teknologi komunikasi baru menyebabkan tingkat
ketrgantungan pada orang lain semakin berkurang. Adanya e-mail menyebabkan
masyarakat tidak membutuhkan lagi tukang pos apalagi Kantor Pos. Tidak perlu
bertemu dengan pedagang perangko, penjual amplop dan sebagainya.
2.2.2. Transformasi Sosial.
Munculnya masyarakat informasi yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut : (i) informasi menjadi senjata strategis; (ii) pemilihan. informasi
menjadi dasar konflik antara pernerintah dan pengusaha; (iii) informasi tidak
lagi gratis; (iv) semua informasi yang bernilai tinggi akan tersimpan dalam bentuk
digital; (v) pustaka akan dipenuhi oleh buku-buku pintar elektronik;
(vi) pustaka dunia akan muncul dalam bentuk informasi elektronik;
(vii) konsep manusia tentang privacy, security dan pemilikan
berubah; (viii) pertukaran informasi meruntuhkan batas-batas budaya dan
wilayah; (ix) konflik akan terjadi antara pemakai dan manajemen sistem
informasi; dan (x) orang-orang yang menjadi "spesialis informasi"
akan menjadi sangat berkuasa (Dalam Tanduklangi, 1993:127). Tetapi, sebuah
masyarakat tidak bisa disebut masyarakat informasi kalau masyarakat tersebut
tidak terbuka. Salah satu pendorong lahirnya masyarakat terbuka adalah
pemakaian teknologi komunikasi. Ini terasa logis. Sebab, pemakaian teknologi
komunikasi mempengaruhi struktur masyarakat. Nilai vang dibawa oleh sebuah
teknologi kornunikasi sanggup menggoyahkan struktur masyarakat yang lama. Nilai
egaliter misalnya, menggusur struktur masyarakat yang tertutup. Kalau
masyarakat masih
mempertahankan struktur masyarakat tertutup dengan adanya CMC misalnya,
itu sarna saja dengan menentang evolusi.
Wajah masyarakat dalam masyarakat terbuka ditandai oleh keberadaan
nilai-nilai heterogen. Akibatnya sifat pluralistik jadi menonjol. Penonjolan
sifat pluralistik ini menjadikan menuntut masyarakat mengubah orientasinya. Tidak
terlalu berlebihan bila ada orang yang berpendapat bahwa kesadaran masyarakat
untuk mengenal dirinya sendiri sangat penting dalam rangka memakai sebuah
teknologi komunikasi. Pilihan orientasi diri ini menentukan seluruh sikap
individu dalam memakai teknologi komunikasi.
Bila masyarakat terbuka sudah terwujud, maka sesungguhnya ia bisa
memaksakan terbentuknya pemerintahan yang terbuka (open government) pula.
Pemerintahan yang terbuka sudah dianut oleh banyak negara demokratis. la
ditandai, paling tidak oleh: (i) seluruh kegiatan pemerintah harus bisa diikuti
dan dipantau oleh khalayak; (ii) informasi yang dikuasai oleh pemerintah mudah
diakses khalayak; dan (iii) proses pengambilan keputusan terbuka bagi
keterlibatan khalayak (Santosa 2001:41). Dengan demikian, tiga parameter utama
pengelolaan negara yang baik (Gooodoovernance), seperti akuntabilitas,
transparansi dan partisipasi dipenuhi oleh pemerintahan yang terbuka. Goodgovernance
sendiri sekarang sudah menjadi salah satu ukuran eksistensi sebuah negara.
Transformasi sosial lainnya adalah terdapatnya orientasi kerja
manusia yang semula pada otot berubah berorientasi pada otak, sehingga
perbedaan gender dalam kerja semakin sempit. Pergeseran pola hidup secara umum.
Pola hidup manusia akan sangat tergantung kepada komputer yang menggambarkan
besarnya keterlibatan teknologi informasi dalam hidup manusia. Dampak ini akan
terus berlanjut hingga produk-produk yang dikelola komputer menjadi produk yang
cerdas ( smart product ).
2.3 Konsekuensi Kultural Teknologi Komunikasi
2.3.1 Makna Konsekuensi
Kultural Teknologi Komunikasi
Untuk memahami makna konsekuensi kultural teknologi komunikasi,
perlu diungkap pengertian cultural lebih dulu. Kultural berasal dari kata cultural,
yang dalam Bahasa Inggris berarti having to do with culture (berkaitan
dengan budaya). Jadi, tidak berlebihan bila kultural diartikan sebagai
kebudayaan. Atas dasar pemikiran di atas, konsekuensi cultural pemakaian
teknologi komunikasi dilihat pada karakter yang dimiliki lembaga sosial, sistem
pengetahuan, perilaku keseharian individu dan komunitas, sistern nilai dan
norma dalam masyarakat berubah, sebagai kelanjutan logis pemakaian teknologi
komunikasi, maka sudah terjadi konsekuensi kultural. Sebaliknya, bila karakter
lembaga sosial, sistem pengetahuan, perilaku keseharian individu dan komunitas,
sistem nilai dan norma dalam masyarakat, sebagai kelanjutan logis pemakaian
teknologi komunikasi, tidak berubah; maka tidak ada konsekuensi kultural
pemakaian teknologi komunikasi.
2.3.2. Konsekuensi
Kultural. Pernakaian Teknologi Komunikasi
Bila kita menengok kenyataan, misalnya pada perilaku orang-orang
yang suka mengakses internet, temyata mereka sadar bahwa kadang-kadang mereka "berurusan"
dengan apa yang disebut realitas maya (virtual reality). Realitas maya sendiri,
seperti ditulis Mark Slouka, merujuk pada lingkungan yang
"menyelubungi" atau "menghidupkan secara sensual", yang
dimasuki individu dengan cara menghubungkan dirinya ke komputer (1999:38).
Dengan kata lain, orang-orang yang suka mengakses internet sadar bahwa komputer
menciptakan ilusi untuk mereka. Tetapi, tidak banyak yang bisa membedakan ilusi
tersebut dengan dunia nyata.
Akibatnya, mereka merasa senang menghadapinya. Bisa saja tawaran
yang diajukan dunia semu itu sejalan dengan kebutuhan individu yang mengakses
internet. Bisa saja tawaran dunia semu tersebut sesuai dengan keinginan
individu untuk menciptakan identitas baru buat dirinya. Yang jelas, jaringan
internet telah menawarkan bentuk komunitas baru, yaitu komunitas maya (virtual
community) Nah, dalam konteks komunitas semu ini, paling sedikit ada dua konsekuensi
kultural pemakaian teknologi komunikasi yang menonjol, yaitu:
1.
Perubahan Sistem Nilai dan Norma
Jika diibaratkan sebagai pengembara, maka orang-orang yang mengakses
internet akan banyak melakukan perjalanan, banyak melihat dan tentu saja banyak
memperoleh informasi. Semua pengalarnan itu, tentu saja akan mengubah pandangan
mereka tentang diri mereka sendiri serta nilai dan norma yang selama ini mereka
anut. Bukan mustahil mereka lantas mengadopsi nilai-nilai profesionalisme yang
mengutamakan prinsip kepakaran, otoritas, otonomi, autensitas dan integritas.
Bukan mustahil pula mereka tidak menyukai lagin solidaritas komunal. Kalau ini
yang terjadi, sesungguhnya perubahan sistem nilai itu baik untuk kemajuan
masyarakat secara keseluruhan. Artinya, nilai-nilai yang diadopsi adalah nilai
yang bermanfaat untuk membangun kebudayaan industrial. Tetapi bukan mustahil
yang terjadi adalah, orang-orang yang mengakses internet tidak peduli lagi
dengan tatanan moral, sistem nilai dan norma yang telah disepakati
berpuluh-puluh tahun. Mereka hanyut dalam pengembaraan mereka dan menabrak apa
saja yang mereka anggap menghambat tujuan mereka. Mereka merasa tidak peduli
lagi dengan segala aturan yang ada. Bila melihat kenyataan di negara-negara
maju, kita tentu mengerti bahwa perubahan yang terjadi pada orang-orang yang
mengakses internet adalah perubahan moral dan kemanusiaan. Orang tidak peduli
lagi dengan moral yang selama ini dijunjung
tinggi. Orang juga tidak peduli dengan nilai kemanusiaan orang lain. Sudah
begitu, orang lebih percaya pada isu daripada informasi, lebih percaya pada
rumor ketimbang kebenaran. Pergeseran nilai yang nampak ekstrim adalah
kemudahan pengguna untuk menjelajahi situs-situs porno atau situs-situs cabul
yang banyak bertebaran di internet dan bebas sensor karena internet dianggap
tidak memiliki aturan dan kejelasan hukum dalam penggunaannya. Selain itu
muncul kejahatan menggunakan internet yang disebut dengan “carding” berupa
pembobolan kartu kredit milik orang lain. Ini disebabkan karena keamanan dalam
internet saat ini masih belum sempurna khususnya berkaitan dengan subscribe pendaftaran
diri pada suatu situs.
2.
Penyerahan sebagian otoritas diri pada teknologi komunikasi
Bila dicermati maka orang-orang yang mengakses teknologi
komunikasi informasi akan meluangkan waktu yang banyak dan biaya yang mahal
untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Meski telah terpuaskan oleh informasi
yang didapat kecenderungannya orang-orang tersebut akan terus mencari dan
mencari informasi memalui internet. Disinilah kondisi penyerahan diri pada
teknologi terjadi akibanya Keasyikan dalam menggunakan internet menjadikan
semacam kecanduan yang mau tidak mau membawa ke arah pengeluaran keuangan yang lebih.
Selain itu penggunaan internet memunculkan trend centre gaya
hidup dengan penambahan pengetahuan dari media internet Orang tidak dianggap
eksis bila tidak memiliki e-mail atau bergabung dalam komunitas virtual seperti
friendster atau blogger. Lembaga tidak dianggap eksis bila tidak memiliki
website atau situs resmi.
3.
Kolonialisasi
Munculnya teknologi komunikasi menyebabkan arus informasi dari
negara maju ke negara berkembang adalah tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini menyebabkan
masyarakat negara tertentu lebih banyak mengkonsumsi informasi dari negara yang
rich informations (maju). Sehingga memungkinkan munculnya kolonialisasi.
Kolonialisasi disini bukannya taktik imperialisme dalam penaklukan negara lain
melalui akuisisi tanah dan wilayah namun berupa penjajahan melalui arus
informasi.
2.4 Teknologi
Komunikasi dalam Perubahan Sosial
Di zaman era globalisasi seperti sekarang ini kebutuhan akan teknologi sangatlah penting, baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menengah kebawah dan golongan menengah ke atas. Semua orang sangat membutuhkan teknologi untuk mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan individu maupun kelompok. Perkembangan teknologi yang saat ini sangat cepat adalah teknologi telekomunikasi, yang menghadirkan beragam pilihan bentuk teknologi dan kecanggihannya.
Perkembangan teknologi
komunikasi di Indonesia selalu berjalan dari masa ke masa. Sebagai Negara yang
sedang berkembang, selalu mengadopsi berbagai teknologi informasi hingga
akhirnya tiba di suatu masa di mana penggunaan internet mulai menjadi gaya
hidup sehari-hari. Jika kita tengok ke belakang bagaimana model komunikasi dulu
yang hanya komunikasi satu arah seperti radio, televisi, majalah koran dan lain
sebagainya. Sedangkan komunikasi dua arah hanya ada telepon yang berbentuk unik
dengan pemutar tombol angka, bila dibandingkan dengan zaman sekarang tentu
sangat jauh berbeda dari segala model bentuk, teknologi yang ada didalamnya
yang sekarang ini kita sebut dengan telepon selular atau telepon genggam.
Perubahan teknologi ini juga
memicu perubahan sosial dalam masyarakat, semakin canggih teknologi saat ini
semakin mudah pula kita memperolehnya, tidak seperti zaman dulu telepon selular
yang dianggap barang lux dan mewah karena hanya digunakan oleh kalangan
bisnisman atau orang-orang penting lainnya yang selalu membutuhkan alat
komunikasi semacam ini untuk keperluan penting atau juga hanya sebagai trend
pada saat itu. Tapi di zaman saat ini pun kita yang hanya orang biasa dapat
menikmati segala macam layanan komunikasi yang canggih dengan adanya kemajuan
teknologi, tidak untuk orang dewasa penggunaan teknologi komunikasi bahkan anak
kecil pun sedini mungkin sudah dapat menggunakan teknologi komunikasi.
Semua kalngan sudah dapat
menikmati teknologi komunikasi, mulai dari kalangan bawah, menengah, sampai
kalangan atas, segala profesi, segala umur, semuanya tanpa terkecuali. Hal ini
memang sangat berpengaruh dalam perubahan sosial yang memberikan dampak positif
maupun dampak negatif. Faktor komunikasi inilah yang menyebabkan perubahan
sosial di masyarakat, masyarakat yang dulu hanya bisa dapat suatu informasi
yang minim sekarang sudah bisa mendapatkan informasi dengan mudah dari berbagai
sumber berkat teknologi komunikasi. Hal ini pun secara langsung dapat
mempengaruhi pola pikir masyarakat secara umum, sekarang hanya tinggal
bagaimana masyarakat itu sendiri yang akan memilah-milah sumber informasi yang
baik yang akan berguna bagi kehidupan bermasyarakatnya maupun kehidupan
bernegara.
Teknologi informasi dan
komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu
besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai
sektor kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan
yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan,
transportasi, kesehatan dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting
peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) TIK, mulai dari keterampilan
dan pengetahuan, perencanaan, pengoperasian, perawatan dan pengawasan, serta
peningkatan kemampuan TIK para pimpinan di lembaga pemerintahan, pendidikan,
perusahan, UKM (Usaha Kecil Menengah) dan LSM. Sehingga pada akhirnya akan
dihasilkan output yang sangat bermanfaat baik bagi manusia sebagai individu itu
sendiri maupun bagi semua sektor kehidupan.
Masa lampau, kini dan masa depan
merupakan bagian dari siklus revolusi komunikasi. Kini revolusi komunikasi
telah beranjak menuju industri komunikasi yang membentuk kehidupan sosial kita.
Kita sendiri tahu betapa teknologi komunikasi bisa menembus celah-celah private
sampai celah sosial dalam hidup manusia. Sistem komunikasi yang berjalan
seiring dengan apa yang disebut revolusi ini mencakup segala hal yang ada saat
mengadakan proses komunikasi. Mulai dari alat-alatnya sampai termasuk pula
implikasi yang bisa diperoleh bila komunikasi ini diadakan. Segalanya tergabung
dalam satu sistem tersendiri yang berjalan dan saling bergantung satu sama
lainnnya. Yang kita terima dan keluarkan pada saat sistem tersebut berjalan
adalah sesuatu yang disebut ‘informasi’. Informasi ini bisa berbentuk apapun,
dan bisa berbeda pada setiap orang yang terlibat.
Perkembangan komunikasi dan
teknologi yang begitu luar biasa ini ternyata tidak hanya memberikan dampak
positif juga memberikan efek negatif yang tidak kalah mengkhawatirkan.
Contohnya, berkembangnya budaya asing yang tidak sesuai degan kebudayaan
kita.Budaya yang berkembang justru budaya yang negatif. semakin berkurangnya
tenaga manusia yang terpakai apabila perkembangan ini terus berlanjut.
Perusahaan akan lebih memilih memakai mesin dibanding manusia. Lalu, kemunculan
gap antara komunitas yang memiliki informasi lebih dengan yang tidak juga mulai
bermunculan. Ini jelas bukan hal bagus dalam hubungan antara manusia. Hal
lainnya seperti kejelasan tentang intellectual property ataupun privasi seseorang
juga menjadi masalah yang kerap hadir.
Sisi positif yang tidak bisa dipungkiri juga ada. Misalnya keberadaan teknologi membuat kita bisa menjadi tidak hanya seorang penikmat, tetapi juga pencipta hanya dengan satu alat. Ataupun akses untuk informasi yang terbuka lebar bisa menjadi hal yang sangat bagus bila digunakan dengan baik. Teknologi dan Komunikasi bisa berkembang ke arah positif ataupun negatif. Kali ini akan kembali pada kita sebagai penggunanya. Apakah mampu memanfaatkan-nya dengan ‘benar’? karena kembali lagi pada sebuah konsep awal: ‘Tidak ada teknologi yang amoral, manusia lah yang membawanya menjadi sesutau yang buruk’.
Setelah mengetahui sejauh apa revolusi komunikasi yang terjadi, mulai dari teknologi dan aplikasi yang muncul hingga dampak-dampaknya. Tidaklah lengkap jika kita tidak mengetahui kerterkaitan antara teknologi, aplikasi, dan dampaknya bagi keseluruhan sistem komunikasi. Untuk mengetahuinya dapat melalui 2 ilustrasi yang digambarkan dalam buku the new communication technology, yaitu Electromagnetic Pulse dan Biometrics.• Electromagnetic pulseIlustrasi ini menggambarkan keterkaitan 3 aspek di atas terhadapa sistem komunikasi bak tekanan elektromagnetic. Dimana saling ketergantungan dan ketertarikan antar teknologi dan information society.Contohnya, saat seorang ilmuwan menciptakan teknologi nuklir, maka otomatis dia akan menciptakan pengamanannya. Pengamanan tersebut berkaitan dengan rumitnya prosedur penggunaan teknologi tersebut.
Sisi positif yang tidak bisa dipungkiri juga ada. Misalnya keberadaan teknologi membuat kita bisa menjadi tidak hanya seorang penikmat, tetapi juga pencipta hanya dengan satu alat. Ataupun akses untuk informasi yang terbuka lebar bisa menjadi hal yang sangat bagus bila digunakan dengan baik. Teknologi dan Komunikasi bisa berkembang ke arah positif ataupun negatif. Kali ini akan kembali pada kita sebagai penggunanya. Apakah mampu memanfaatkan-nya dengan ‘benar’? karena kembali lagi pada sebuah konsep awal: ‘Tidak ada teknologi yang amoral, manusia lah yang membawanya menjadi sesutau yang buruk’.
Setelah mengetahui sejauh apa revolusi komunikasi yang terjadi, mulai dari teknologi dan aplikasi yang muncul hingga dampak-dampaknya. Tidaklah lengkap jika kita tidak mengetahui kerterkaitan antara teknologi, aplikasi, dan dampaknya bagi keseluruhan sistem komunikasi. Untuk mengetahuinya dapat melalui 2 ilustrasi yang digambarkan dalam buku the new communication technology, yaitu Electromagnetic Pulse dan Biometrics.• Electromagnetic pulseIlustrasi ini menggambarkan keterkaitan 3 aspek di atas terhadapa sistem komunikasi bak tekanan elektromagnetic. Dimana saling ketergantungan dan ketertarikan antar teknologi dan information society.Contohnya, saat seorang ilmuwan menciptakan teknologi nuklir, maka otomatis dia akan menciptakan pengamanannya. Pengamanan tersebut berkaitan dengan rumitnya prosedur penggunaan teknologi tersebut.
Dalam penggunaannya tentu saja
sangat dibutuhkan informasi yang jelas, agar tidak terjadi kesalahan. Karena
jika terjadi kesalahan prosedur sedikit saja, maka akan menyeret seluruh
komponen sekitar termasuk masyarakat yang salah-salah menjadi korban.Oleh
karena itulah diilustrasikan sebagai elektromagnetik pulse, karena saling
terkait satu sama lain komponen dalam sistem komunikasi. Biometric systems
Adalah sebuah sistem yang secara otomatis mengenali seseorang sesuai dengan
psikologis traits nya. Contoh teknologi yang menerapkan sistem bimetric adalah
fingerprint. Seseorang dapat memasuki areal dalam komputer atau sistem tanpa
memasukkan pasword. Hanya cukup memakai sidik jari. Hal ini tentu saja sangat
berpengruh pada sistem komunikasi sebuah masyarakat, karena semakin terbatasnya
individu-individu yang dapat mengakses sebuah informasi. Biometric sistem ini
membawa dampak pada teknologi, legal dan etika-etika dalam sistem.
Dampak-dampak tersebut seperti :
Dampak teknologi, semakin bervariasinya teknologi yang dibutuhkan untuk membuat
sistem ini Dampak legal, teknologi ini semakin memperketat kerahasiannya sebuah
informasi. Semakin terbentuk sebuah privasi yang bila ada yang melanggar, maka
akan berurusan dengan legal.
Digital Technology Menambah
maraknya garis perkembangan komunikasi, teknik manipulasi, dan
aplikasi-aplikasi baru. Pada dasarnya alat-alat seperti telephone dan
microphone merupakan alat-alat digital. Dimana dalam mengubah sinyalnya, mereka
menggunakan teknologi digital. Dalam teknologi digital tersebut terdapat dua
macam sistem konversi, yaitu : Analog-to-digital conversion adalah teknologi
yang mengubah/ mengonversi sinyal analog ke digital sinyal. Pada dasarnya
sistem ini tidak rumit, hanya mengkonvert data-data yang awalnya analog menjadi
data digital atau angka. Dan sistem ini cukup mengambil sample data spesifik
untuk di konvert, kemudian kita selanjutnya akan tahu data lainnya. Karena
setiap data yang dijadikan sample akan membentuk sebuah interval dimana
mencakup keseluruhan data. Digital to analag converter sebaliknya adalah sistem
yang kemudian mengkonversi lagi data yang telah menjadi digital kembali menjadi
analog.Kedua sistem di atas merupakan jembatan penghubung antara dunia analog
dengan dunia digital. Sebenaranya penjelasan ini adalah untuk menambah
pengetahuan kita tentang data-data yang kita pakai sekarang ini sebenarnya
sudah merupakan bentuk digital. Sistem merupakan sistem bagaimana data itu kini
telah dapat kita nikmati dalam bentuk digital.
Keuntungan menggunakan Teknologi
digital Setiap sistem pastilah ada untungnya dan ada ruginya, begitu juga
dengan teknologi digital. Keuntungan menggunakan teknologi digital antara lain
yaitu :
• Teknologi digital dapat dengan
mudah menyajikan data yang mudah dimengerti dalam bentuk audio digital atau
vidio digital. Seluruh sinyal analog akan secara otomatis didigitalkan melalui
teknologi-teknologi yang ada seperti telephone, PCs.
• Dapat mengembangkan efektiktif komunikasi yang fleksibel dengan mengintegrasikan ke satu line sehingga mudah untuk digunakan. Contohnya: dengan teknologi Integrated Service Digital Network (ISDN) seluruh data yang mengandung banyak informasi, dapat kita terima hanya dengan cukup satu line.
• Dapat mengembangkan efektiktif komunikasi yang fleksibel dengan mengintegrasikan ke satu line sehingga mudah untuk digunakan. Contohnya: dengan teknologi Integrated Service Digital Network (ISDN) seluruh data yang mengandung banyak informasi, dapat kita terima hanya dengan cukup satu line.
• Keefektifitasan biaya
didapatkan karena dalam perkembangannya telah tercipta satu teknologi baru
yaitu disebut IC, dimana ini adalh sebuah chips yang mampu menyimpan data
apapun lalu menjadi otak dalam menjalankan sebuah aplikasi eknologi. Hal ini
lebih menghemat biaya karena kita hanya cukup menggunakan IC ini untuk
menyimpan dan mengolah seluruh data tanpa perlu kabel-kabel apapun.
Kerugian menggunakan teknologi
digital
l• Jika tidak tersedia “daya”
yang cukup untuk mempresentasikan seluruh data yang ada, maka secara otomatis
akan terjadi error. Seluruh data yang telah disusun menjadi kacau, sehingga
kita tetap harus membuat “ back up “. Terjadinya dominasi digital, membuat
beberapa data yang masih berbentuk analog atau jika kita membutuhkan data dalam
analog akan sangat sulit, salah satu solusinya dengan menggunakan teknologi
ADCs dab DACs. Dengan adanya teknologi ini, banyak perusahaan yan pada awalnya
telah menggunakan satu sistem dalam perusahaannya yang dimana costnya telah
pas, harus merevisi sistemnya untuk mengubah menjadi sistem baru yang berlaku
saat ini. Dan banyak perusahaan yang tidak pandai kemudian menutup usahanya.
Contoh mudahnya adalah perusahaan rekaman, pada awalnya sistem perusahaannya
telah compatible menggunakan alat untuk memproduksi kaset, tetapi dengan
kemunculan teknologi CD banyak perusahaan harus menyesuaikan. Sehinggan mau
tidak mau mengubah peralatan lainnya yang compatible dengan
CD.Kesimpulannya:Sebuah perkembangan pastilah membawa dampak besar bagi
sekitarnya. Tidak mungkn sebuah perubahan tidak menyeret hal yang berkaitan
lainnya. Sama seperti perkembangan komunikasi, seluruh komponen baik politik,sosila,
ekonomi ikut mengalami perubahan seiring dengan adanya REVOLUSI Komunikasi.
Tetapi kita sebagai masyarakat haruslah pandai dalam mengelolanya agar tidak
terjadi hal fatal.
2.4.2
Konsekuensi Sosial Televisi
Konsekuensi
sosial televisi sebagai teknologi komunikasi bisa dilihat pada berubahnya
hubungan individu dengan individu, individu dengan komunitas, individu dengan
lembaga sosial (seperti kelurahan, kecamatan, kabupaten propinsi dan negara),
individu dengan media massa, komunitas dan media massa, komunitas dengan
lembaga sosial, tentu saja setelah pemakaian teknologi komunikasi. Adanya
perubahan hubungan tersebut, tidak pernah direncanakan oleh konsumen, hanya
saja para pengguna atau masyarakat beradaptasi atas perubahan hubungan sebagai
pengalamannya berinteraksi dengan televise sebagai media massa yang juga
diakses oleh oreng lain (massa). Adaptasi tersebut akhirnya mewujudkan suatu
system makna sendiri kemudian direkonstruksi ke dalam kehidupan sehari-harinya
sehingga perubahan hubungan yang terjadi seolah-olah datang begitu saja.
Sehubungan dengan kenyataan di atas terdapat dua konsekuensi sosial televisi
yang penting, yaitu:
1.
Berubahnya (sensitifitas) Hubungan
Sosial
Jika hubungan antara dua komponen masyarakat
berubah, katakanlah antara seorang individu dan individu lain karena televisi,
maka sudah terjadi konsekuensi sosial. Bisa saja perubahan itu berawal dari
sense dia mengenai orang lain. Tetapi, pada saat seorang individu mulai
memikirkan sensenya tentang orang lain, menurut Steven G. Jones, sesungguhnya
dia juga mernikirkan sense dia tentang siapa dirinya, siapa dirinya di antara
orang-orang lain dan ingin menjadi apa dirinya (1998:2). Kalau sudah begini,
perubahan hubungan sosial tersebut berasal dari konstruksi seorang individu
tentang individu lain, tentu saja sebagaimana representasi suatu masyarakat
dalam tayangan acara televisi.
Persoalan
yang barangkali muncul adalah, apakah perubahan hubungan sosial karena
pemakaian teknologi komunikasi mengarah pada kebaikan? Tidak mudah menjawabnya.
Yang jelas, sebuah teknologi komunikasi (tentu saja televise salah satunya)
selalu memiliki efek samping. Misalnya, pengaruh televisi dengan program
hiburan lawak, atau sejenisnya banyak mengandung umpatan atau ejekan kepada
orang jelek rupa, sehingga dalam keseharian audiens, penonton bias jadi
membatasi pergaulan mereka hanya pada orang-orang yang baik rupa saja.
Atau
dalam kehidupan matrialistik ala televisi, keterbatasan hubungan atau
keterbukaan hubungan seseorang dipengaruhi oleh gaya hidup dan pengaruhnya di
tengah masyarakat atau komunitas. Perbedaan gaya hidup sangat mempengaruhi
sensitifitas hubungan sosial.
Konsekuensi
sosial lainnya adalah melalui bantuan komputer dengan bantuan internet,
televise makin mudah menjadi referensi, sehingga untuk proses pembelajaran atau
pendidikan mengenai suatu hubungan antar masyarakat atau komunitas, audiens
dengan mudah dapat mengimitasi perilaku dari apa yang ditontonnya di televisi.
Hal ini mendorong rusaknya pemahaman atas realitas semu yang mengakibatkan
biasnya dunia nyara dan dunia fantasi/kreasi manusia yang ditampilkan oleh
televisi.
2.
Transformasi Sosial.
Televisi mendorong munculnya
transformasi sosial dari tradisionalisme menuju keterbukaan informasi
(demoktarisme).
Dengan
keterbukaan informasi, pelan-pelan masyarakat akan terbuka untuk dunia luar
sehingga interaksi antar masyarakat pun terjadi, dalam proses interaksi ini,
saling mempengaruhi atau penyetuan budaya (akulturasi) membuat suatu nilai yang
dianut oleh masyarakat tertentu tentu saja akan berubah.
Hadirnya
masyarakat yang yang terbuka dan mulai demokratis, akan bersikap pluralistic
menanggapi setiap fenomena sosial yang mencerminkan keterlibatannya dalam
masyarakat. Misalnya posisi atau peran masyarakat dalam politik pemerintahan
(proses terwujudnya demokrasi) akan mendorong terbentuknya pemerintahan yang
terbuka (open government) pula. Pemerintahan yang terbuka sudah dianut oleh
banyak Negara demokratis. la ditandai dengan, seluruh kegiatan pemerintah harus
bisa diikuti dan dipantau oleh khalayak melalui televisi (dan media lain tentu
saja) dan informasi yang dikuasai oleh pemerintah dapat disaksikan oleh
audiens atau khalayak. Dengan demikian, tiga parameter utama pengelolaan negara
yang baik (Goodgovernance), seperti akuntabilitas, transparansi dan partisipasi
dipenuhi oleh pemerintahan yang terbuka. Goodgovernance sendiri sekarang sudah
menjadi salah satu ukuran eksistensi sebuah negara.
Transformasi
sosial lainnya adalah berubahnya pandangan masyarakat terhadap pemahaman akan
Gender, eksistensi kaum wanita menunjukkan bahwa mereka dapat tampil eksis,
walaupun banyak perdebatan yang menyebutkan bahwa televisi memanfaatkan
kecantikan perempuan untuk menarik perhatian penonton demi kepentingan
rating/iklan. Sebenarnya ada banyak pengaruh ideologis yang mendorong
terjadinya transformasi sosial di masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Teknologi
Komunikasi merupakan peralatan perangkat keras (hardware) dalam sebuah struktur
organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap
individu mengumpulkan, memproses, dan saling tukar menukar informasi dengan
individu-individu lainnya. Dimana peralatan perankat keras dalam sebuah
struktur organisasi yang menandung nilai-nilai sosial ini pasti akan memiliki
konsekuensi dalam setiap perkembangan dan pemakaiannya.
Konsekuensi
sosial dengan dampak sosial pemakaian teknologi komunikasi memiliki makna yang
berbeda. Konsekuensi sosial adalah akibat sosial sebagai kelanjutan logis
sebuah keadaan atau pemakaian dan sudah disadari akan terjadi. Sedangkan dampak
sosial adalah keadaan sosial sebagai hasil sebuah perbenturan dua keadaan yang
tidak disadari.Terdapat dua jenis konsekuensi sosial
Teknologi Komunikasi, yaitu perubahan Hubungan sisoal dan transformasi sosial .
perubahan hubungan sosial menggambarkan fenomena yang menunjukan bahwa disamping efsiensi dalam penggunaannya
adanya teknologi komunikasi baru menyebabkan tingkat ketrgantungan pada orang
lain semakin berkurang. Sedangkan Transformasi sosial yang akan menghasilkan
masyarakat informasi yan lebih modern dan peka terhadap informasi .
REFERENSI
diakses
pada tanggal : 30/04/2012
diakses
pada tanggal : 30/04/2012
diakses
pada tanggal : 30/04/2012
diakses
pada tanggal : 30/04/2012
diakses pada tanggal
:30/04/2012
diakses pada tangggal :
30/04/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar